Pura Tirta Sudamala merupakan salah satu pura sebagai objek wisata spiritual yang berada di Kabupaten Bangli
Pura Tirta Sudamala memiliki hubungan yang erat dengan salah satu Pura terbesar di Bangli yaitu Pura Kehen. Diceritakan pada jaman kerajan Bangli dititahkan oleh Raja pada waktu itu seorang Brahmana yang bernama Ida Brahmana Hender untuk mencari tiga mata air yang nantinya akan dipakai sebagai tempat pemelastian Pura Kehen. Pura Kehen sendiri di sungsung oleh sebagian masyarakat bangli yang sering di sebut dengan istilah Gebog Domas. Dalam perjalanan Ida Brahmana Hender menyusuri sebuah Sungai yang berada di Bangli sampai pada tempat sebuah pohon beringin kembar dan dengan kesaktiannya secara spiritual beliau bersemedi atau bertapa brata pada tempat tersebut, setelah bersemedi muncullah air kelebutan yang disebut Sudamala, Suda yang berarti mengurangi atau menghilangkan, dan Mala yang artinya penyakit. Ketiga tempat mata air yang di sucikan diantaranya Sudamala, Taman sari dan Segara. Hingga saat ini telah menjadi sebuah ritual rutin ketika piodalan besar di Pura Kehen yang berlangsung setiap 3 tahun sekali akan melakukan pemelastian atau penyucian Pretima ke tiga tempat tersebut. Saat ini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat ataupun banjar di Bangli hingga Bali pada umumnya ketika akan melaksanakan upacara yadnya nunas tirta ke kekuluh atau tirta penyucian di Pura Tirta Sudamala. Pada tahun 2012 pengempon Pura yang didukung penuh dari Pemerintah Kabupaten Bangli melalui Dinas Pariwisata dan tentunya dukungan dari masyrakat Bangli melalui dana punia melakukan renovasi penataan area Pura dan tempat melukat di Pura Tirta Sudamala, sehingga di tahun 2014 Dinas Pariwisata menetapkan Pura Tirta Sudamala Sebagai Daya Tarik Wisata (DTW) di Kabupaten Bangli.
Berikut merupakan persiapan dan urutan penglukatan
Sebelum melakukan penglukatan harus menghaturkan Pejati dan melaksanakan persembahyangan yang dipimpin oleh Pemangku untuk meminta keselamatan dalam melakukan penglukatan.
Penglukatan mulai dari lima sumber mata air yang berada di sisi sungai, yang pertama yaitu Pancoran paling utara, Lima sumber mata air ini berfungsi sebagai peleburan diri sebelum melaksanakan proses penglukatan berikutnya.
Penglukatan kedua dilakukan pada pancoran sisi barat sungai.
Penglukatan ketiga dilakukan pada kelebutan sisi timur sungai. Di sini penglukatan dilakukan dengan cara memasukan kepala kedalam air sebanyak tiga kali.
Penglukatan keempat dilakukan pada pancoran ketiga sisi timur sungai.
Penglukatan kelima dilakukan pada Cengkuwung Tengadah Di sini melukat dilakukan dengan cara berbaring atau tidur terlentang di dalam air kemudian mengeluarkan kepala ke permukaan sebanyak tiga kali.
Penglukatan keenam dilakukan pada pancoran dewata nawa sanga yang berjumlah 9 buah pancoran dmulai dari selatan ke utara. Pancoran Dewata Nawa Sanga diyakini dapat menolak bala atau ilmu hitam dan dapat membersihkan bermacam kotoran secara rohani.
Penglukatan ketujuh dilakukan pada pancoran widyadara widyadari. Pancoran ini biasanya diperuntukkan kepada orang yang baru selesai menjalani upacara mepandes atau potong gigi.
Penglukatan kedelapan dilakukan pada pancoran tirta sudamala. Sumber mata air sudamala yang keluar dari pohon beringin kembar dan mengalir dari arah timur laut yang selanjutnya disebut Tirta Sudamala diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit medis dan non medis.
Setelah melakukan semua proses penglukatan selanjutnya diberikan tirta dan bija oleh pemangku yang bertugas.
Berikut merupakan waktu buka dan harga masuk
Setiap Hari
Sampai
Motor
Mobil